1. FASISME

Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap nasionalisme yang berlebihan.
Fasisme dapat menghambat proses multikulturalisme karena bersifat :
- Ultra Nasionalis
- Rasis
- Militeris
- Imperialis
Unsur-unsur pokok dalam ideologi fasisme :
1. Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar
keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin.
2. pengingkaran derajat kemanusiaan
manusia tidaklah sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang mengedepankan kekuatan.
3. kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan
negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.
4. pemerintahan oleh kelompok elit
pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit

2. LIBERALISME

Pengertian Liberalisme ialah faham yang menghendaki adanya suatu kebebasan kemerdekaan individu dalam segala bidang, baik itu dalam bidang politik, ekonomi ataupun juga agama. Liberalisme ialah suatu ideologi dan juga suatu pandangan falsafat dan juga tradisi politik yang mendasar kepada kebebasan dan juga suatu kesamaan hak.

Pada dasarnya liberalisme tersebut mencita-citakan suatu masyarakat untuk dapat bebas dengan kebebasan berfikir (berpendapat) pada setiap individu dengan cara menolak adanya suatu pembatasan bagi pemerintah dan juga agama, hal ini ialah paham dari pengertian “liberalisme”. Paham liberalisme tersebut berasal dari kata spanyol yakni “liberales”, liberales tersebut adalah nama suatu partai politik yang pada abad ke-20 mulai berkembang , yang mana pada waktu tersebut mempunyai suatu tujuan yakni demi memperjuangkan suatu pemerintah yang berdasarkan kepada konstitusi.

Menurut Paham tersebutlah titik pusat didalam hidup ini ialah individu. Disebabkan karena ada individu, maka masyarakat tersebut dapat tersusun, dan juga disebabkan karena ada individu juga suatu negara dapat terbentuk. Oleh Sebab itulah masyarakat ataupun negara tersebut harus selalu menghormati dan juga harus melindungi kebebasan kemerdekaan individu. Setiap Individu tersebut harus mempunyai kebebasan dan juga kemerdekaan didalam bidang politik, ekonomi dan juga agama.

Baca Juga : Pengertian Dan Fungsi Demokrasi Menurut Para Ahli

Kebebasan- Kebebasan Dalam Paham Liberalisme

Didalam Bidang Politik

Dengan terbentuknya suatu negara tersebut ialah kehendak dari tiap individu-individu . oleh karena itu yang berhak untuk mengatur atau menentukan semuanya ialah individu itu sendiri. Dalam arti lain kekuasaan tertinggi (kedaulatan) ialah dalam suatu negara tersebut berada pada tangan rakyat (demokrasi). Agar supaya kebebasan ataupun kemerdekaan individu tersebut tetap dapat di hormati dan juga dijamin, maka harus disusun dan juga dibentuk Undang-Undang, Hukum, Parlemen dan lain sebagainya.

Demokrasi yang dikehendaki dalam golongan liberal tersebut kemudian dikenal ialah sebagai Demokrasi Liberal. Dalam demokrasi liberal tersebut golongan yang kuat akan selalu dapat memperoleh kemenangan, sedangkan pada golongan yang lemah akan selalu mendapat kalah. Meskipun hal demikian tersebut demokrasi itu dapat terbentuk hingga sekarang dan juga dapat berjalan dengan baik di dalam negara-negara Eropa Barat dan juga pada Amerika Serikat(AS).

Didalam Bidang Ekonomi

Liberalisme tersebut menghendaki suatu adanya sistim ekonomi besar. Pada Tiap individu, harus mempunyai suatu kebebasan kemerdekaan didalam berusaha,dengan memilih mata pencarian yang diminati, dan lain sebagainya. Pemerintah tersebut jangan mencampuri masalah perekonomian, dikarenakan masalah tersebut ialah masalah dalam tiap individu. Semboyan Kaum Liberal tersebut yang terkenal berbunyi ialah :

“Laisser faire, laisser passer, ie monde va de lui meme” yang berarti Produksi bebas, perdagangan bebas, dunia ini akan dapat berjalan sendiri.

Dalam ekonomi liberal tersebut akan terjadi suatu persaingan hebat diantara individu yang satu dengan individu yang lainnya . Pengusaha yang dengan modal besar akan dapat mudah menelan pengusaha-pengusaha yang lebih kecil. Akibatnya ialah timbulnya perusahaan-perusahaan besar yang dapat menguasai perekonomian negara dan juga bahkan politik negara.

Didalam Bidang Agama

Liberalisme tersebut menganggap suatu masalah agama ialah sebagai masalah tiap individu(pribadi). Tiap-tiap individu tersebut harus mempunyai suatu kebebasan kemerdekaan beragama. Oleh karena itulah Liberalisme menolak untuk ikut campur tangan negara (Pemerintah) didalam bidang agama tersebut.

Kebebasan kemerdekaan beragama tersebut menurut pendapat liberalisme dapat diartikan ialah sebagai berikut :

1.Bebas merdeka memilih agama yang disukai

2.Bebas merdeka menjalankan ibadah menurut agama yang dianutnya.

3.Bebas merdeka untuk tidak memilih menganut masalah satu agama.

3. NASIONALISME

Nasionalisme berasal dari bahasa Nation dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman) serta Natie dalam bahasa Belanda yang berarti bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang diam dalam suatu daerah tertentu dan memiliki hasrat kemauan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita kepentingan dan tujuan. Lalu apakah yang dimaksud Nasionalisme itu ?... Pengertian Nasionalisme Secara Sederhana adalah semangat kebangsaan, perasaan kebangsaan, yaitu semangat cinta atau perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air melebihi apapun juga. Sedangkan Secara Umum, Pengertian Nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara yang memiliki tujuan atau cita-cita bersama untuk kepentingan nasional. Dengan praktek Nasionalisme tampak sebagai gerakan yang memperjuangkan atau mempertahankan kemerdekaan/kebebasan, kemakmuran atau kepentingan-kepentingan lainnya dari sesuatu bangasa. Penganut Nasionalisme disebut dengan Nasionalis. Kita sering juga mendengar/menjumpai istilah Negara Nasional yang dimaksudkannya adalah suatu negara yang kekuasaan pemerintahan meliputi dan diakui seluruh daerah negara.

Pengertian Nasionalisme Menurut Definisi Para Ahli - Pengertian Nasionalisme menurut definisi Ir. Soerkano adalah pilar kekuatan bangsa-bangsa yang terjajah untuk memperoleh kemerdekaan. Pengertian Nasionalisme menurut definisi Anderson yang mengatakan bahwa pengertian Nasionalisme adalah kekuatan dan kontinuitas dari sentimen nasional dengan mementingkan nation. Pengertian Nasionalisme menurut definisi Lothrop Stoddard yang memandang Nasionalisme sebagai gejala Pengertian Nasionalisme psikologis yang mengatakan bahwa pengertian nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa atau suatu kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar manusia sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan. Pengertian Nasionalisme menurut definisi Joseph Ernest Rehan adalah kemauan untuk bersatu tanpa paksaan dalam semangat persamaan dan kewarganegaraan. Pengertian Nasionalisme menurut definisi H.Kohn yang mengatakan bahwa pengertian nasionalisme adalah suatu prinsip politik yang beranggapan bahwa unit nasional dan politik seharusnya seimbang. Pengertian Nasionalisme Menurut Prof. Dr. M. Dimyani Hartono. SH adalah rasa kecintaan terhadap negaranya yang tidak dapat dilepaskan dari rasa patriotisme. Pengertian Nasionalisme menurut Ernest Gellenervia, mengatakan bahwa pengertian nasionalisme adalah keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa dengan kekuatan berpolitik.

Faktor-Faktor Kemunculan Nasionalisme - Dimulai dari abad ke 19 dan abad ke 20 mulai muncul benih-benih Nasionalisme pada bangsa-bangsa di Asia Afrika khususnya di Indonesia. Kemunculan paham nasionalisme pada masyarakat indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang dibagi atas dua yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (ekternal).

1. Faktor dari Dalam (Internal)

  • Kenangan kejayaan masa lampau : Di masa lalu, bangsa Asia Afrika mengalami kejayaan sebelum masuknya paham imperialisme dan kolonialisme. Di indonesia sendiri pernah mengalami kejayaan pada masa kerajaan majapahit dan sriwijaya, yang dimana pada masa kerajaan majapahit yang kokoh di wilayah nusantara sedangkan sriwijaya tangguh dalam kemaritinannya.
  • Munculnya Golongan Cendekiawan : Perkembangan indonesia dari golongan-golongan cendekiawan atau pelajar yang menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional indonesia dalam melawan penjajah.
  • Perasaan yang sama dan sepenanggungan dari penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan : penderitaan dan kesengsaraan dari bentuk-bentuk penjajahan bangsa barat membuat banyak masyarakat memiliki tekat dengan menentang imperialisme barat.
  • Berkembangnya Paham Nasionalis dalam bidang sosial ekonomi, politik, kebudayaan : Dalam bidang politik yang menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi dalam penderitaan dan kesengsaraan. Dalam bidang sosial ekonomi yang menyuarakan agar masyarakat hidup dengan sejahtera yang terlihat dari peran yang menghapuskan eksploitasi asing terhadap SDA di indonesia. Bidang kebudayaan yang melakukan aksi dengan melindungi, memperbaiki, dan mengembalikan budaya indonesia dari budaya asing.

2. Faktor dari Luar (Eksternal)

  • Munculnya Paham-Paham Baru : Munculnya berbagai paham-paham baru seperti nasionalisme, komunisme, imperialisme yang salah satunya pernah digunakan organisasi-organisasi dalam pergerakan nasional di indonesia.
  • Kemenangan Jepang atas Rusia : Kemenangan dalam peperangan jepang melawan rusia membuat semangat bangsa-bangsa Asia Afrika terpacu dalam melawan bangsa asing di negerinya atau penjajah.
  • Perkembangan Nasionalisme di berbagai negara : Banyaknya pergerakan-pergerakan nasionalisme membuat paham nasionalisme semakin berkembang dan menyebar di berbagai bangsa-bangsa Asia Afrika.

4. KOMUNISME

Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".

Komunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marx.

Indonesia dan Komunisme

Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia.

Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa.

Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.

Komunisme Agamis

Komunisme agamis merupakan bentuk komunisme yang berpusat pada prinsip-prinsip agama. Istilah ini biasanya merujuk pada sejumlah masyarakat agamis egaliter dan utopia yang menjalankan penyerahan hak milik secara sukarela sehingga keuntungan masyarakat tersebut disalurkan sesuai kebutuhan individu dan tiap-tiap orang bekerja sesuai kemampuan mereka masing-masing. Istilah "komunisme agamis" juga digunakan untuk menjelaskan gagasan individu dan kelompok agamis yang menganjurkan penerapan kebijakan komunis pada skala yang lebih besar, seringkali bergabung dengan gerakan komunis sekuler dalam usaha mereka untuk menumpas kapitalisme.

Istilah komunisme agamis telah disisipkan ke dalam tatanan sosial yang dilakukan oleh para pemuka agama Kristiani, Taoisme, Jainisme, Hindu, dan Buddha. Walaupun Islam tidak mengikuti tatanan tersebut, beberapa ahli telah menemukan sejumlah hubungan lain yang paralel antara komunisme dengan ekonomi syariah, misalnya kewajiban zakat dan haramnya riba. Ajaran Mazdak dan Jamal-al-Din Afghani dalam esai yang ditulisnya pada tahun 1890 berjudul Al-Ishtirakiyah fi al-Islam, pembaharu proto-sosialis agamis Persia, juga dianggap sebagai bentuk awal "komunisme".

5. CHAUVINISME

Chauvinisme adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kesetiaan ekstrim terhadap suatu pihak atau keyakinan tanpa mau mempertimbangan pandangan alternatif.

Istilah ini awalnya digunakan dalam konteks politik dan kenegaraan, namun seiring perkembangan mulai mencakup wilayah yang lebih luas.

Chauvinisme tidak hanya menunjukkan loyalitas atau ikatan dengan kelompok, tetapi biasanya juga mencakup kebencian atau permusuhan terhadap kelompok lain yang menentang.

Istilah ini juga sering digunakan, sejak sekitar tahun 1960-an, oleh kaum feminis untuk merujuk pada “chauvinisme laki-laki” atau pandangan agresif sekaligus seksis yang dipegang oleh pria terhdap wanita.

Istilah ini berasal dari kata Perancis “chauvinisme”, yang berasal dari figur fiktif bernama Nicolas Chauvin.

Chauvin dikatakan merupakan tentara yang setia kepada Napoleon Bonaparte.

Chauvin tetap loyal meski mengalami beberapa luka dan mendapat penghargaan kecil, bahkan ketika Napolen sudah dikalahkan dan dibuang ke Pulau St. Helena.

Meskipun ada sedikit dokumentasi sejarah untuk mendukung keberadaan seseorang yang bernama Nicolas Chauvin, dia diangkat ke status legenda setelah dimasukkan dalam banyak lagu dan pertunjukan.

Sama seperti Chauvin yang mewakili tokoh dengan fanatisme tak logis abadi terhadap bangsa dan keyakinannya, istilah chauvinisme kemudian digunakan untuk mewakili seseorang dengan pandangan tersebut.

Dalam pengertian ini, “chauvinis nasional” akan berarti seseorang yang sepenuh hati percaya pada pandangan negaranya sendiri, bahkan dengan mengorbankan bangsa lain.

Sebuah “partai chauvinis” akan berarti seseorang yang sangat yakin pada partai politik tertentu, dan dengan fanatik menyerang siapa saja yang mendukung partai yang berbeda atau memegang pandangan yang berbeda.

Sedangkan istilah “chauvinis laki-laki” mulai populer digunakan selama pergerakan feminis dan mereka yang mendukung hak-hak yang sama bagi pria dan wanita di Amerika Serikat selama abad 20.

Chauvinisme laki-laki umumnya digunakan untuk merujuk kepada orang-orang yang percaya bahwa laki-laki memiliki kedudukan superior terhadap perempuan, baik secara mental, fisik, dan hal lainnya.[]

6. TOTALITERISME

Totaliterisme adalah pemikiran politik yang melihat bahwa eksistensi manusia secara orang perorang tidaklah penting, sebaliknya tiap manusia menjalankan perannya untuk mendukung tercapainya kepentingan bersama. Untuk itu maka tuntunan utama adalah ideologi negara atau gagasan lain. Jerman di bawah partai Nazi dan Hitler merupakan contoh yang sering diungkapkan untuk bentuk pemerintahan yang merupakan perwujudan pemikiran politik ini.

Sebutan totaliter atau menyeluruh diberikan karena seluruh aspek kehidupan tiap individu harus sesuai dengan garis atau aturan negara, hal ini diperlukan untuk tercapainya tujuan negara, tujuan bersama. Jerman di bawah Nazi misalnya sangat mengagungkan ras Aria, sebagai ras yang unggul di atas semua ras lain di dunia. Untuk mewujudkan hal ini, misalnya pada periode itu dilakukan pemurnian ras Aria di Jerman dengan upaya untuk menghapus ras lain (utamanya Yahudi). Juga dengan dalih untuk mempersatukan Jerman Raya, invasi dilakukan kenegara tetangga yang memiliki penduduk dari Ras Aria.

Pemerintahan Komunis juga kerap dicontohkan sebagai bentuk perwujudan totaliterisme, karena kewenangan negara untuk mengatur tiap sisi kehidupan orang perorang. Argumen pendukungnya adalah bahwa upaya perlawanan terhadap kelompok atau kelas yang berkuasa menuntut pembersihan terhadap keseluruhan tatanan budaya yang mendukugnya.

Bentuk pemerintahan yang mendasarkan diri pada ajaran suatu agama yang menyatukan otoritas politik dan otoritas spiritual punya potensi kuat menjadi negara otoriter. karena negara (sebagai otoritas politik sekuler dan spiritual) bisa mengatur setiap aspek kehidupan warganya.

Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.